Tuesday, May 22, 2007

Gempa & Tsunami 7 Juni Hanya Kabar Bohong!

Jakarta, SMS, e-mail dan pesan di yahoo messenger yang
mengabarkan adanya gempa dan tsunami pada 7 Juni masih saja
gentayangan hingga Selasa (6/6/2006). Sekali lagi, informasi itu
hanyalah kabar bohong, pekerjaan iseng yang dibuat orang jahat!

Hingga hari ini, redaksi detikINET terus mendapatkan
pertanyaan pembaca tentang isu tersebut. Isu itu berbunyi:

Menurut CNN,disiarkan 3 hari yang lalu bahwa lempeng bumi
di Australia sedang bergerak ke utara menuju asia.diperkirakan
bisa bertubrukan dengan lempeng bumi di selatan pulau jawa.
Diperkirakan 11 hari setelah gempa jogja, atau rabu besok
(7 juni) akan adagempa dahsyat dan memungkinkan terjadinya
tsunami.Mohon doanya n plis forward ke temen-temen laen,
jangan sampai putus di tangan kamu.


Redaksi detikINET sejatinya sudah menurunkan bantahan Badan
Meteorologi dan Geofisika terhadap isu itu pada Senin kemarin.
"Itu pekerjaan orang-orang jahat. Itu hanya isu," ujar Kepala
Bidang Informasi Gempa Pusat Gempa Nasional BMG Budi Waluyo.

Namun tetap saja pesan menyesatkan itu terus menyebar,
dilengkapi dengan pertanyaan pemfoward pesan tersebut,
"Bener nggak nih?"

Lewat berita ini, ditekankan sekali lagi bahwa pesan itu hanyalah
kabar bohong belaka dan pembaca tidak perlu mengambil pusing.
Untuk memperkuat bantahan tersebut, ada baiknya kita simak
e-mail Dr Dwikorita Karnawati,ahli geologi UGM, yang difoward
pembaca kepada detikINET:

Tolong disebar luaskan, bahwa info tersebut tidak benar.
Saya sudah cek, CNN TIDAK menyebarkan berita tersebut.
Dari perhitungan geostatistik, gempa sejenis atau lebih kuat
diperkirakan dapat terjadi sekitar 100 tahun lagi.

Kalau hanya masalah lempeng Australia menumbuk lempeng
Asia di selatan Jawa itu sudah terjadi sejak belum ada manusia
dan sekarang masih berlangsung dengan kecepatan 5-7 cm per
tahun. Tapi kita engga merasa kan?

Itu bukan berita yang perlu ditakutkan. Hal ini yang
menyebabkan adanya gempa- gempa di sepanjang jalur selatan
Jawa (bahkan) mulai dari barat Sumatra menerus ke arah
selatan Jawa hingga Nusa Tenggara), dengan pusat-pusat
gempa dangkal hingga dalam.

Gempa yang lalu pusat gempanya dangkal (kurang dari 40 km)
sehingga sangat terasa di permukaan. Namun dari perhitungan
gestatistik sejarah kegempaan di Yogyakarta, gempa dengan
kekuatan sejenis baru akan terjadi lagi sekitar 100 tahun lagi.


Sumber:
http://www.detikinet.com

No comments: