Sunday, May 13, 2007

SAYA PERNAH DATANG DAN SAYA SANGAT PENURUT

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang
memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu
polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat
hidup di dunia ini selama delapan tahun.
Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah
datang dan saya sangat penurut.
Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya
dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar
yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia.
Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian,
yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga
sedang berjuang menghadapi kematian.
Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua
kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya.
Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di
provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu,
kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka
selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya.
Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin
tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya.
Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek,
adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut
diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan
seorang bayi kecil yang sedang kedinginan.
Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar
kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya
sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada
orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini
bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi
tersebut, dengan menghela nafas dan berkata,
"saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan".
Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang
membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak
mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi
tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil
anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan.
Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh.
Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah
besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa.
Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar,
walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat
menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya,
Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa,
mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa
mengerjakan pekerjaan rumah.
Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput.
Setiap hal dia kerjakan dengan baik.
Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain.
Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia
hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya
mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus
menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat
papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah
sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara
di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak
berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah
mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya.
Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya
diceritakan kepada papanya.
Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan
soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan
bahagia.Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang
memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa,
ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan.
Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia
menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah
yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara
tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga
papanya membawa Yu Yuan kepuskesmas desa untuk disuntik.
Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga
mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti.
Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah.
Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan
ke rumah sakit untuk diperiksa.
Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan
nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa
duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi
hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air
yang terus mengalir dan memerahi lantai.
Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil
sebuah baskom kecil untuk menampung
darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.
Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut
sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa
Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter
menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas.
Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan
biaya sebesar 300.000$. Papanya mulai cemas melihat
anaknya yang terbaring lemah diranjang. Papanya hanya
memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya.
Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan
teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.
Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual
rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena
rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak
bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari
kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu
hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir
dikala kata-kata belum sempat terlontar.
"Papa saya ingin mati".
Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan,
"Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah
anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak
berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini,
biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak
mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan
perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun
mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemakamannya sendiri.
Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak
kecil tidak pernah memiliki permintaan,
hari itu meminta dua permohonan kepada papanya.
Dia ingin memakai baju baru dan berfoto.
Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada,
kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini".
Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi
ke kota dan membeli baju baru.
Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya.
Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan
corak bintik-bintik merah.
Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya.
Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto.
Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik
mungkin berjuang untuk tersenyum.
Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga
tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.
Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang
bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan
seperti selembar daun yang lepas dari
pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit,
Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan,
menceritakan kisah Yu Yuan secara detail.
Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur
pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh
kota Rong Cheng.
Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil
yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan
sampai keseluruh dunia.
Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang
dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara
panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang
Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar.
Biaya operasi pun telah tercukupi.
Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta
kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan
tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia.
Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk
mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan
pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari
suksesnya Yun Yuan.

Ada seorang teman di-email bahkan menulis:
"Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan
kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit.
Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah.
Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat.
Yu Yuan
anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan
pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali
ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang
lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan
hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat
menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat.
Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus.
Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya.
Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam
perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang
sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali
muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh.
Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum
tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari
depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga
tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata.
Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak
pernah mendapat kasih sayang seorang ibu.
Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi
anak perempuannya.
Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan
malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama.
Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan
kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik".
Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu
momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali.
Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan
banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email.
Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah
berjuang menerobos sembilan pintu maut.
Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu
selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari
tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol.
Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari
kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi
sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan
anak-anak leukemia yang lain.
Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi
tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan
Fu Yuan:
"Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?"
Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.
Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah
orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata :
"Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati".
Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik.
Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah
menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya
mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan.
"Tante ini adalah surat wasiat saya."

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut
ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan
pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur
delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan
diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan
dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu
Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan
masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan.
Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata
setelah Yu Yuan meninggal.
Tolong,.....
Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat
tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah
memperhatikan dia lewat surat kabar.
"Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi.
Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan
ini bisa dibagikan kepada sekolah saya.
Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah.
Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan
kepada orang-orang yang sakit seperti saya.
Biar mereka lekas sembuh".
Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan
tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah
kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.
Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan
hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya
bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup.
Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil
mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan
di pencernaan Yu Yuan semakin parah.
Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan
darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah
melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat.
Dokter dan para perawat pun ikut menangis.
Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya.
Tetapi tetap tidak bisa membantunya.
Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit
tersebut akhirnya meninggal dengan tenang.
Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat
malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air.
Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan
menghantar kepergian Yu Yuan.
Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan
karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung.
Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil,
kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit,
kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...."
demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan
saat hujan gerimis.
Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan
menangis mengantar kepergian Yu Yuan.
Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal
oleh Yu Yuan semasa hidupnya.
Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan
melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah
papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan
kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang
sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis,
"Aku pernah datang dan aku sangat patuh"
(30 nov 1996- 22 agus 2005).
Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat
hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia
masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia.
Beristirahatlah gadis kecilku,
nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar
tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia
lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan
itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu,
Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie.
Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari
keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin
yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima
bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil
melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis
diraut wajah anak tersebut.
"Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda,
terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami
diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan,
kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata
"Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

Kesimpulan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita.
Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan
akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang
dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta
baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon
yang luar biasa dari kalangan Dunia.
Walaupun hidup serba kekurangan, Dia bisa memberikan
kasihnya terhadap sesama.
Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan
hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama,
memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang
yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang
dinamakan pribadi seorang Pengasih.


No comments: